Perajin Ukiran di Jepara Manfaatkan Bantuan Energi Alternatif dari Ganjar

By Abdi Satria


nusakini.com-Jepara-Sebanyak tujuh industri ukir kayu di Desa Senenan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, mulai merasakan manfaat dari bantuan energi alternatif tenaga surya dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap lebih banyak industri yang menggunakan energi alternatif untuk mendongkrak produktivitas.

“Ini upaya kita bagaimana mendorong energi alternatif bisa digunakan. Nah ini kita berikan bantuan kepada teman-teman para pengukir, tepatnya koperasi-koperasi yang ada di Jepara. Alhamdulillah tadi berdasarkan pengakuan kawan-kawan yang ini bisa lebih efisien, sekitar 60 persen,” kata Ganjar, seusai meninjau manfaat bantuan Pemprov Jateng berupa PLTS rooftop untuk koperasi industri dan kerajinan (Kopinkra) sentra relief di Desa Senenan, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Selasa (31/5/2022).

Ditambahkan, bantuan panel energi alternatif tenaga surya itu menghasilkan daya listrik sebesar 20,4kWp. Pemakaiannya di-hybrid dengan energi listrik dari PLN. Ada tujuh industri ukir kayu yang sudah memanfaatkan energi alternatif itu. Ketujuhnya tergabung dalam Koperasi Industri Dan Kerajinan (Kopinkra) Seni Ukir Relief UMKM, antara lain Oval Jati, Bumi Hijau, Tropical Etnic, Carving Art, Mulyo Indah Putra, Ega Jati, dan Fisikabo.

“Jadi kalau siang gunakan tenaga surya, nanti kalau malam baru dia pakai yang PLN. Jadi di-hybrid. Nah kalau ini bisa kita gunakan, industrinya bisa lebih efisien dari sisi energi,” katanya.

Ganjar ingin energi alternatif dari tenaga surya itu bisa diberikan secara terus-menerus dan bertahap. Termasuk bagaimana cara merawat panel dan baterainya, sehingga pemanfaatan bisa berjalan lebih lama. Tidak menutup kemungkinan panel surya tersebut bisa digunakan lebih banyak lagi oleh masyarakat.

“Karena penjualan juga belum terlalu pulih, masih belum bagus, ini kesempatan mereka bisa membikin satu produk dengan lebih efisien karena energinya dibantu. Nah nanti kalau lebih banyak lagi yang sudah menggunakan, harapan kita ya lebih terbiasa menggunakan tenaga yang di-install di rumah-rumah. ini lebih produktif,” jelas Ganjar.

Selain itu, Ganjar juga mendorong pemanfaatan energi alternatif menggunakan panel surya itu untuk industri lainnya. Pola yang sudah digunakan oleh Kopinkra ukir di Jepara tersebut bisa menjadi contoh. Di mana mereka mengajak pengrajin rumahan untuk berkolaborasi.

“Industri garmen juga bisa melakukan itu. Bengkel juga butuh energi. Semua butuh energi, jadi bukan tidak mungkin semuanya menggunakan energi alternatif,” jelas Ganjar.

Menurutnya, bantuan panel surya yang saat ini sudah berjalan diberikan di pondok pesantren, sekolah, dan industri selain ukir. Juga ada industri otomotif dan spare part kendaraan di Tegal.

“Usaha lain ada di Tegal, spare part kendaraan. Jadi otomotif juga bisa, cukup banyak yang bisa kita berikan bantuan. Ya, sambil mengenalkan pada masyarakat bahwa ini bisa efisien untuk membantu suplai energi,” kata Ganjar.

Salah seorang pengrajin ukir kayu, Purwanto, mengatakan baru beberapa bulan menggunakan energi alternatif tenaga surya. Selama beberapa bulan itu ia sudah mulai merasakan manfaatnya, khususnya dalam biaya listrik.

“Bisa membantu mengurangi energi, untuk pembayaran listrik, tapi kalau sudah hujan atau mendung tidak bisa digunakan. Kalau banyak hujan maka tombok (pakai listrik PLN). Normalnya biasanya Rp 1 juta. Ini baru beberapa bulan pakai, kemarin juga banyak hujan, jadi kemarin kalau nggak salah baru berkurang Rp100 ribu. Tidak tahu kalau ini nanti semakin panas, maka bisa terus berkurang,” ujarnya. (rls)